Duda Beranak Dua di Madina Bacok Ibu Kandung Saat Masak Sarapan Untuknya
http://www.kiispadangsidimpuan.com
MADINA-Seorang duda yang tinggal bersama orang tuanya di Desa Huraba II, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatra Utara, dengan sadis membacok ibu kandungnya sendiri, Senin (18/11/2024) pagi.
Pagi itu, sekira pukul 08.00 Wib. Rohani Siregar (65), sedang memasak untuk persiapan sarapan pagi dan makan siang bagi dia dan anak-anaknya, Parlugutan Dalimunthe dan Wildan Dalimumthe. Namun waktu ini pula ia dibunuh anaknya sendiri.
Anaknya Wildan, usianya sudah 30 tahun, berstatus duda dan beranak dua, sementara mantan istri dan anak-anak Wildan telah tinggal di tempat lain.
Wildan tidak punya pekerjaan tetap. Kadang bekerja sebagai buruh bangunan, kadang juga diajak warga membantu di sawah. Kesehariannya lebih sering begadang. Tak menentu.
Jam 3 dini hari sebelumnya, Wildan datang ke rumah keluarga yang berada di kawasan persawahan ini. Wildan meminta maaf kepada ibunya tanpa menyebut masalah apa, dan sejurus kemudian keluar rumah tanpa menyebut tujuannya.
“Tadi malam jam 3 kami masih jumpa di rumah. Wildan minta maaf, tapi saya tidak hiraukan. Menjelang waktu subuh Wildan keluar rumah lagi,” jelas Parlugutan Dalimunthe, abang Wildan saat ditemui di Rumah Sakit Umum Panyabungan.
Parlugutan kemudian bercerita, ia dan sang ibu masih berkomunikasi pada pagi hari sebelum kejadian itu. Sesaat sebelum keluar rumah untuk bekerja sebagai buruh bangunan di Desa Simaninggir, Parlugutan masih ditawari makan pagi bersama ibunya.
“Ibu bilang harus makan sebelum pigi kerja, ibu menyuruh makan saja nasi yang dingin, namun saya menolak dan mengatakan makan nanti saja,” ceritanya.
Parlugutan dan Wildan tidak sempat bertemu lagi. Dan waktu ini diperkirakan menjadi waktu Wildan menganiaya ibunya dengan sebilah parang, pada bagian leher. Saat ibunya masih sibuk memasak, untuk persiapan makan mereka nanti.
Usai membacok ibunya, Wildan kemudian melarikan diri ke arah kebun di kawasan persawahan Huraba II. Warga yang mengetahui kejadian ini, kemudian beramai-ramai mengejarnya.
Wildan masih melakukan perlawanan. Ia mengayunkan parang yang di tangannya ke punggung seorang warga bernama Sarjan. Beruntungnya, parang yang diayunkan dalam kondisi terbalik dan hanya mengenai pada bagian tumpul.
Wildan berhasil diamankan, bersama polisi ia kemudian digiring ke Markas Polsek Siabu. Sementara ibunya, meninggal dunia dengan kondisi luka menganga pada bagian belakang, kiri dan kanan lehernya.
Kepala Desa Huraba II Kasmir Dalimunthe menjelaskan, ada dugaan gangguan kejiwaan pada pelaku. Sebab sebelumnya, pelaku pernah lari dari kampung ke Panti di Sumatra Barat, dan di sana bersembunyi dengan memanjat pohon kelapa.
“Waktu itu kumpul masyarakat, ketika ditanya, ‘kenapa lari ke situ?’, ada yang mengejar-ngejarnya katanya. Kalau narkoba saya belum tahu, yang jelas saya lihat selama ini ada gangguan kurang-kurang normal begitu,” ungkapnya.
Kapolsek Siabu Kompol Saszoro belum dapat memastikan motif pelaku. Karena jawaban yang tidak jelas, dan cenderung lari dari pertanyaan.
“Tidak ada motif. Tiba-tiba saja. Ketika ditanya ‘Kenapa kau bacok ibumu?’, jawabannya justru ‘ku bacok karena dibunuhnya mamakku’ katanya. Sudah lari,” jelas perwira yang lama bertugas di Reserse Kriminal Polres Madina itu.
Pelaku yang diamankan di Polsek Siabu telah diserahkan ke Markas Polres Madina. Sebab warga yang marah, berduyun-duyun ke Markas Polsek Siabu. Sementara korban dibawa ke RSUD Panyabungan.
Sumber : Metro Tabagsel